Jumat, Februari 27, 2009

KOL. MUAMMAR GADDAFI: KETUA UNI AFRIKA

KOL. MUAMMAR GADDAFI: PIHAK ASING PENGGERAK KONFLIK DI DARFUR, SUDAN.



Pemimpin Libya, Kol. Muammar Gaddafi mengatakan bahwa usaha-usaha yang sekarang dilakukan untuk memahkamahkan Presiden Sudan, Omar Hassan Al-bashir sebagai pelaku kejahatan kriminal perang di Darfur di belakangnya adalah akibat intervensi asing ke dalam urusan dalam negeri Sudan. Gaddafi mempertanyakan dalam keterangannya di depan anggota ’Dukungan Kerjasama’ antara Uni Afrika-UNESCO tentang sebab-sebab pemahkamah-an Omar Al-bashir setelah jelas bahwa persoalan di darfur dibelakangnya adalah pihak asing. Dia menambahkan bukan rahasia lagi apa yang terjadi di Darfur digerakkan oleh ’kekuatan asing’, setelah ditemukan bukti-bukti kuat bahwa para tokoh pemberontak yang menguasai Darfur telah membuka kantor perwakilannya di Israel dan bersekongkol dengan militer Israel. Gaddafi menunjuk komunikasi intensif yang dilakukan antara Faksi Gerakan Tentara Pembebasan Sudan’ dengan Israel. Gaddafi mengajak Mahkamah Kriminal Internasional, PBB dan organisasi Internasional lainnya untuk menyaksikan betapa drama tragedi kemanusiaan terjadi. Di pihak lain, Gaddafi –yang juga Ketua Uni Afrika pada KTT UA di Addis Ababa awal Februari lalu – memperingatkan akan bencana akibat dari ’internasionalisasi’ konflik kekuasaan di Mauritania menjadi persoalan dunia seperti yang terjadi di Darfur. Gaddafi memperingatkan kepada pihak asing, ’jangan mencampuri urusan dalam negeri Afrika, karena kami (bangsa Afrika) mampu menyelesaikan persoalan Afrika’. Dia juga menandaskan bahwa adanya kepentingan dan intervensi asing membuat persoalan menjadi bertambah rumit. Dia mempertanyakan bahwa di Eropa juga terjadi konflik (persoalan) tapi kami tidak intervensi. Akan tetapi kenapa mereka ikut campur urusan kami. Padahal kami tidak butuh bantuan yang malah membuat dan menjadi bensin berkobarnya api konflik’. Bahwa bantuan yang diberikan selama ini oleh AS, Eropa dan Jepang kepada Afrika hanya untuk kepentingan dukungan Afrika terhadap pemilihan mereka. Mereka berjanji dengan memberikan abntuan miliaran dolar kepada Afrika, akan tetapi semuanya hanya ’janji’ dan ’tinggal janji’. Setelah mereka terpilih...mereka lupa dan Afrika tidak mendapatkan apa-apa hingga saat ini. Oleh karena itu, kami menghadapi mereka dan membongkar kedok sebenarnya. Pihaknya juga mengutuk dengan keras serangan yang ditujukan kepada Pasukan Negara-Negara Afrika atas nama benua Afrika untuk perdamaian dan kedamaian di pelosok Somalia dan mengembalikan negara tersebut kepada stabilitas. Pihaknya meminta rakyat Somalia untuk menahan diri dan menghindari perbuatan brutal tersebut pada pasukan yang mengiinginkan kedamaian di negara mereka. (Al-Arab, 25 Februari 2009).

Catatan:

Ketua dan Pendiri Tentara Pembebasan Sudan, yang tinggal di Paris dalam wawancara jarak jauh (tele-conference) dengan jaringan TV AL-Jazeera mengatakan bahwa pihaknya apabila berhasil merebut kekuasaan akan langsung membuka Kedutaan Besar Israel di ibu kota Sudan, Khartoum dan membuka Konsulat Jenderal Israel di Darfur. Dia mengatakan bahwa dirinya bolak-balik berkunjung ke Israel untuk mengecek 8000 orang pengungsi anggotanya yang saat ini berada di Israel.

Kamis, Februari 26, 2009

GADDAFI ISLAMIC CENTER SENTUL SELATAN BOGOR

Republika, Rabu, 18 Februari 2009

Moamar Qadafi Islamic Center Segera Diresmikan

Umat Muslim Indonesia tak lama lagi akan memiliki sebuah pusat kegiatan dakwah bernama Moamar Qadafi Islamic Center. Pembangunan tahap pertama pusat dakwah Islam yang terletak di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat, itu telah selesai. Qadafi Center yang dibangun di atas lahan seluas 12.600 meter terdiri atas bangunan masjid, convention hall, serta menara setinggi 57 meter yang dilengkapi lift.

''Moamar Qadafi Islamic Center ini, insya Allah akan diresmikan pada 13 Mei 2009 mendatang,'' ungkap Pembina Moamar Qadafi Islamic Center, KH Muhyiddin Junaidi. Menurut dia, pusat kegiatan umat yang akan mencetak kader-kader dai dan ulama di Indonesia itu mampu menampung sekitar 22 ribu jamaah. Selain itu, gedung megah berlantai tiga itu juga dihiasi dengan air mancur.

Pembangunan tahap pertama Moamar Qadafi Islamic Center yang dibiayai World Islamic Call Society (WICS) organisasi dakwah Islam dunia yang berpusat di Tripoli, Libya itu menelan biaya sebesar Rp 36,9 miliar. ''Untuk pembangunan tahap kedua, dianggarkan dana sebesar Rp 23 miliar,'' imbuhnya. Dana sebesar itu akan digunakan untuk membangun taman, area parkir, serta pesantren.

Selain itu, pusat kegiatan umat Islam itu akan dihiasi payung yang serupa dengan yang ada di Masjid Nabawi Madinah. Kehadiran pusat keislaman itu juga diharapkan dapat membentengi akidah umat Islam di wilayah sekitar yang kini menjadi sasaran pemurtadan. hri

(Sumber, Koran Republika, 18 Feb 2009). Bagi yang belum baca Republika, sebagai info.

Catatan:

Berbagai harapan muncul dari adanya Pusat Islam tersebut. Semga menjadi sebuah Pusat Islam yang bukan hanya kemegahan fisik bangunannya tapi juga idealismenya. Ketika delegasi businessmen Libya dan media TV Libya berkunjung ke lokasi, pada bulan Oktober 2008, bangunan utama hampir rampung.

Sebagaimana dijelaskan oleh K.H. Muhyiddin Junaidi (biasa dipanggil Pak Jun) bahwa Gaddafi Islamic Center (GIC) dibangun oleh World Islamic Call Society (WICS) dimana WICS itu sendiri di Tripoli membawahi sebuah perguruan tinggi dakwah yang dikhsususkan bagi mahasiswa asing bernama Kulliyat Dakwah Islamiyah (KDI). KDI sendiri mengelola program S1, S2 dan S3. Idealnya, GIC dapat mengelola Kulliyat seperti KDI di Indonesia untuk mahasiswa program S1 denga pertimbangan pengelolaan tersebut lebih murah dibandingkan dengan mengiriman mahasiswa S1 ke Libya. Bisa jadi, 1 berbanding 30. artinya, bila WICS melalui GIC mengadakan kuliah maka akan tetampung 30 orang mahasiswa sebanding dengan mengirim hanya 1 orang mahasiswa belaajr di WICS -KDI Tripoli. Sedangkan KDI Tripoli (Pusat) hanya untuk mehasiswa yang meneruskan doktoralnya saja (S2 dan S3).

Hal semacam itu juga sebenarnya yang melrbelakangi Islamic College for Advanced Studies (ICAS) yang berpusat di London mengadakan kerjasama dengan Uiversitas Paramadina Jakarta dimana, menurut Dr. Ali Movahedi, Direktur ICAS Jakarta pertama mengatakan berbanding, 1 : 50 orang.

SINDIKAT ESEK-ESEK DI SAUDI (MAKKAH AL-MUKARRAMAH)

Polisi Agama Saudi Arabia (hay'at al-Amr bi al-Ma'ruf wa al-Nahyi an al-Munkar) mengumumkan bahwa pihaknya telah menangkap sindikat yang bergerak di bidang pelacuran terselubung dengan dalih kawin kontrak.

Ketua Polisi Agama Saudi Arabia, Sheikh Abd. Rahman bin Hamad al-Dailaj mengatakan bahwa kantor cabang Makkah telah berhasil menangkap sindikat tersebut yang terdiri dari 2 orang laki-laki dan dua orang cewek dari warga negara Asia (Indonesia) setelah mendapat informasi bahwa sindikat tersebut melakukan pelacuran dengan kedok agama. Dia menambahkan bahwa cewek itu sangat popuer di kalangan pencari 'cewek' buat bobo-boboan, namanya Farida yang biasa mendatangkan cewek yang diminta para pemuda hidung belang dan diproses perkawinan kontrak. Setelah berhasil mendapatkan nomor Hp Farida dan berpura-pura memesan cewek untuk dikawinkan kontrak, kantor Polisi Agama Makkah berhasil menangkap geng tersebut. Kelompok itu menawarkan harga sebsar SR 3000 Saudi Riyal (1 USD = SR 3.75), belum termasuk SR 500 uang lelah dan SR 200 untuk saksi dan diperlukan dua orang saksi. Busettttt berani amat di tanah suci....gilaaaa. (Sumber: surat kabar Al-Arab, 10 Feb 2009).

Koran Al-Arab sebelumnya juga melaporkan pengakuan orang Saudi yang jalan-jalan ke Puncak dan Cisarua, yang mengaku ditawari cewek lengkap dengan 'penghulu' dan caln cewek. Makelar tersebut membawa 10 orang cewek dan berkta, silahkan pilih yang anda suka. Gadis harganya USD 300 dan janda USD 200. lama masa kawin kontraknya terserah (maftuh)... Ternyata menurut sahabat saya yang banyak tahu hal tersebut, ada sindikat sendiri di Jakarta. Orng Arab senengya di Jakarta tinggal di kawasan Atrium Senen dan suka nongkrong di food court. Dimana pelayaannya restoran disitu mantan TKW di Timteng yang bisa bahasa arab 'amiyah' dan berperan menjadi makelar. Maka transaksi esek-esek dari situ di mulai. Juga restoran favorit mereka terletak di jalan Raden Saleh. Disitu banyak nongrng mobil plat Bogor dan sukabumi, yang juga berperan sebagai makelar. Belum lagi Cisarua yang lengkap dengan kedai-kedai yang menjual berbagai macam makanan dan warkop khas Arab. Pantes ketika saya makan di salah satu restoran di Raden Saleh ada cewek bertelpon ria dalam bahsa Arab didampingi cowok Arab...dan gak lama datang cewek dengan pakaian seksi dan seronok... Wallahu A'lam selanjutnya...karena saya meninggakan tempat itu duluan...

TUNIIA: TEMPAT MENARIK 'MAKAN ANGN'

International Living menempatkan Tunisia, sebuah negeri nun di Afrika Utara berbatasan degan Libya dan Al-Jazair menjadi tempat teratas buat plesiran dan cari angin. Tunisia menempati ranking ke-77 dari seluruh dunia dan menempati ranking teratas dari dunia Arab dan Timur Tengah, diikuti kemduian oleh Maroko dan Jordan, ranking ke-91 dan Maroko ranking ke-98. Perankingan International Living berdasarkan unsur-unsur enjoying kehidupan dari sisi ekonomi, sosial, kesehatan dan lingkugan.

Tunisia menjadi berubah sejak beberapa tahun terakhir ini berkat sistem yang diterapkan oleh Presiden Zenabdeen Ben Ali membuat lmpatan dalam kemajuan egeri itu di berbagai bidang, terutama dalam jaudah al-hayat, dimana sejak tahun 1987 pendapatan perkapita pendudunya melompat 4 kali menjadi USD $ 5.000, penduduk tingkat menengah semakin banyak mencapai 2/3 jumlah penduduk dan tingkat kemiskinan menurun sebear 3.8 %.

Diatara unsur yang jelas dalam jaudah al-hayat tersebut adalah meningkatnya keadaan 'berperadaban' menjadi 65 %, penerangan istrik dan air bersih naik menjadi 98 % dan penduduk yang punya rumah (gak ngontrak) menjadi 80 %. Sedangkan dalam bidang pendidikan Tuisia berhasil mensekolahkan 99% anak-anak usia sekolah dan merupakan angka spektakuler d dunia Arab. (Al-Arab, 13-14 Feb 2009).

KEGETIRAN SEORANG AHMED AL-IRYAN

Pada saat pembantaian Jalur Gaza oleh Israel, semua stasiun Radio dan TV Libya hanya menyiarkan dan menayangkan operet 'Al-Hilm Al-Arabi' (Mimpi orag Arab). Operet tersebut sagat menusuk hati dengan tayangan gambar kekejaman dan kesadisan tentara Israel terhadap warga sipil penduduk Palestina, juga perang saudara Palestina, maupun Arab-Arab. Pokoknya serba nestapa dan penderitaan manusia dech.. Lagu tersebut ditutup oleh kmentar seorang bocah cewek yang tatapan matanya kosong dan hampa.. mengambang.. mengawang...Dia bilang ya riiittttttttttt (oh...andaikan... ohhhhh...).

Penggalana lagu tersebut adalah:

Maatat quluubinnaas
Maatat binannakhwaa
Yumkin nasiitil yaoum
Innal Arab Ikhwah

(Hati dan nurani manusia sudah mati
Nurani kita juga sudah pada tertutp
Barangkali saat ini sudah pada lupa
bahwa sesama Arab itu bersaudara)

Pemimpin dunia Arab pada saat pembantaian Jalur Gaza tersebut (27 Des 2008 s/d 18 Januari 2009) mencrminkan kegundahan Ahmed Al-Iryan tersebut, berantem satu sama lain. Ada yang pengkhianat, ada yang penegcut, ada yang munafik, dan gak ada pejuang dan pembela kebenaran, kata mereka sendiri. Bahkan Dr. Abdul Hadi Athwan, mengatakan bahwa dunia Arab mengadapi /azmah aqiha wa azmah akhlaqiyah ( gak punya otak dan gak punya ahklak)....

FATWA MUFTI SAUDI SOAL USIA MENIKAH BAGI WANITA

Mufti Arab Saudi, Sheikh Abdul Aziz Aalu Sheikh (Alu Sheikh, maksudnya keturunan Sheikh Muhammad bin Abdul Wahab, yang dinisbatkan menjadi Wahabi, dan keturunannya bergelar dengan Alu Sheikh (keluarga Sheikh) menegaskan bahwa perkawinan perempuan yang berusia 10 tahun itu, halal dan boleh hukumnya.

Hal tersebut diungkapkan Sheikh Abdul Aziz dalam pegajian di Masjid Perumahan dosen Universitas Islam Imam Muhmad bin Saud Riyadh mengatakan bahwa kita sering mendengar melalui media tentang kawin usia ana-anak (al-qashiraat); dan wajib kit ketahui bahwa syariat Islam datang bukan untuk menzalimi kaum perempuan. Maka orang yang bilang bahwa tidak boleh kawin sebelum usia 15 tahun itu gak benar. Perempuan bila mencapai usia 10 tahun atau 12 tahun boleh dikawinkan. Orang yang bilang, usia itu terlalu kecil, maka pendapatnya salah dan telah menzalimi perempuan. Abdul Aziz melanjutkan orang yang mengatakan bahwa usia matang menikah pada umur 25 tahun sesungguhnya cara berfikirnya salah. Para orang tua kita, nenek kita, mereka kawin usinya belum genap 12 tahun. Akan tetapi pendidikan di rumah mereka yang benar oleh orang tua mereka menjadikan mereka mampu melaksanakan kewajiban dalam rumah tangga sebagai isteri. (Al-Arab, 15 Jan 2009)

Note:

Ulama Wahabi (Saudi) yang menganut faham literal dalam melihat persoalan, tidak memberlakuan ruang takwil di dalamnya dan tidak kontekstualisasi sehingga beragama menjadi kering. Celakanya faham model tersebut diekspor ke luar, terutama ke Indonesia yang notabene banyak yang tidak punya dasar pemahaman keilmuwan dasar Islamic Studies yang mumpuni, hanya modal semangat doang- menyambut aspek buih dari substansi ajaran Islam. Dalam soal usia perkawinan anak-anak tersebut, barangkali kasus Puji di Semarang menjadi salah contoh 'korban' kedangkalan pengetahuan Islamic Studies. Sangat mungkin rujukan yang dijadikan pedoman adalah buku-buku terjemahan ulama Wahabi atau buku yang ditulis oleh orang Indonesia yang juga berkiblat pada ulama Wahabi tersebut. Fenomena tersebut banyak meresahkan masyarakat dan para mahasiswi yang saya tahu yang cukup concern pada masalah perempuan dalam Islam.

Tapi ada fatwa lain yang juga datang dari Shekh Abdul Aziz yang tidak membolehkan perempuan bekerja, walaupun sebagai pegawai toko pakaian perempuan (semacam butik). Pendapat tersebut berbeda dengan Departemen Tenaga Kerja (Wizarah al-Amal) Saudi mengenai hal ini yang membolehkan perempuan bekerja di toko pakaian perempuan. Bahkan Polisi Agama Saudi (hay'at al-Amr bi al-Ma'ruf wa al-Nahyi an al-Munkar) yang terkenal keras dan kaku masih bisa memahami persoalan tersebut di atas.
Ketua Polisi Agama Saudi, Sheikh Ibrahim Al-Gheith mengatakan bahwa pihaknya tidak keberatan perempuan bekerja di toko pakaian perempuan apabila tokonya tidak bersebelahan dengan laki-laki. Perlu diketahui bahwa biasanya laki-laki yang menjadi penjaga toko yang menjual pakaian perempuan. Menteri Tenaga Kerja Saudi, Dr. Ghazi Al-Qushaibi daua tahun lalu telah mengeluarkan peraturan yang membolehkan pegawai perempuan bekerja di toko pakaian khusus perempuan. Akan tetapi peraturan ini belum bisa diterapkan karena kekuasaan agama yang sangat kuat dari kalangan ulama conservative Saudi yang tidak menyetujui peraturan tersebut, karena tidak adanya mall 'cewek' dimana semua nya hanya berbau cewek saja, dari mulai barang yang dijual, penjaga tokoya, pengunjungnya, OB-nya, cleaning servicenya dsb, - cuma sopirnya aja yang cowok ..ngkali.. Lucu...susah amat jadinya beragama. Katanya Islam pembebas wanita dari belenggu adat. (Al-Arab, 25 Des 2008)

20 EGARA TERLIBAT PEMBANTAIAN

20 NEGARA TERLIBAT DALAM PEMBANTAIAN WARGA JALUR GAZA, TOKOHNYA ADALAH ‘AMERIKA SERIKAT’.

Organisasi Amnesti Internasional menuduh Israel dan Hamas telah melakukan tindak kriminal perang dalam serangan terhadap warga sipil dan anak-anak di Jalur Gaza, Palestina selama 22 hari dari tanggal 27 Desember 2008 s/d 18 Januari 2009. Pihak Amnesti mengatakan terdapat bukti-bukti bahwa kedua belah pihak menggunakan senjata yang dipasok dari luar melalui laut untuk menyerang rakyat sipil. (Catatan: Coba perhatikan logika yang dibangun untuk menggiring sebuah tuduhan). Lapran Organisasi Hukum yang berpusat di London itu dikeluarkan kemarin (23 Februari 2009) menuntut Dewan Keamanan PBB untuk melarang dan memboikot pasokan senjata kepada semua pihak yang terlibat perang. Pihaknya juga menuduh Israel telah menggunakan senjata terlarang seperti phosphorus bombs (senjata kimia pospor putih) sebagaimana juga menuduh pihak Hamas telah meluncurkan roket ke kawasan Israel. (Catatan: Padahal kawasan Israel tersebut adalah daerah Palestina yang dicaploknya dan masih merupakan wilayah Palestina).

Akan tetapi para pengamat mengkritik - dalam konteks ini - penyamaan korban antara algojo sebagai kriminal perang dengan Hamas sebagai korban. Mereka menolak karena tidak bisa menyamakan antara Palestina dengan Israel, dan tidak fair membandingkan senjata yang menghancurkan dan canggih yang dipergunakan Israel dan dilarang oleh organisasi dunia dengan senjata ‘jadul’ yang digunakan oleh Hamas. Perlu dicatat bahwa roket yag diluncurkan Hamas ke Israel sejak 2001 hingga saat ini hanya bisa membunuh 18 orang warga Israel saja, sedangkan Israel hanya dalam tempo 3 minggu saja terlah sukses membunuh sebanyak 1300 warga sipil Palestina dimana lebih dari 50 % adalah anak-anak dan perempuan, serta melukai lebih 6000 orang. Donella Reveira, Utusan Amnesti Internasional ke Jaur Gaza sebagai Ketua Tim Pencari Fakta di Jalur Gaza mengatakan bahwa pembantaian dan serangan Israel telah menewaskan ratusan anak-anak dan warga sipil lainnya disamping telah menghacurkan semua sarana dan infrastruktur secara total di Jalur Gaza.

Di lain pihak, Malcolm Smart, Direktur Program Timur Tengah dan Afrika Utara Amnesti Internasional meminta kepada Presiden Barack Hussain Obama untuk segera menyetop bantuan militer yang dialokasikan kepada Israel setelah Israel menggunakan senjata ‘haram’ dalam pembantaian terhadap warga sipil Jalur Gaza. Sedangkan bantuan amunisi dan persenjataan yang diberikan kepada Israel tersebut merupakan hasil pembayaran pajak warga negara AS.

Menurut laporan, bahwa lebih dari 20 negara terlibat konspirasi dalam pembunuhan warga sipil tersebut dengan menjual senjata kepada Israel yang dipergunakan oleh Israel dalam kejahatan perang dan melanggar hukum internasional. Para pengamat juga mengatakan bahwa organisasi dunia dan PBB menerapkan double standard ketika berbicara mengenai Israel, walaupun serangan terhadap Jalur Gaza baru-baru ini telah disaksikan miliaran mata manusia penduduk dunia melalui media massa, baik visual maupun Koran, internet dsb, akan tetapi Amnesti Internasional ingin memojokkan Hamas dalam laporan terakhirnya sehingga mengenyampingkan fakta yang sebenarnya, yaitu penghukuman dan kutukan kepada penjajah dan hak bangsa yang berjuang menuntut kemerdekaannya sebagai teroris.

(Koran Al-Arab International, London, 24 Februari 2009).