Selasa, Maret 04, 2008

VIEW UPM

Gambar dan view Universitas Paramadina yang saya ambil dari jalan tol Gatot Subroto. Sebuah lokasi yang kaya filosofis dari perspektif pandangan Cak Nur. Cak selalu mengulang-ulang makna filosofis lokasi di jalan protokol ini. Beliau melihatnya dari arah timur, mulai dari Universitas Kristen Indonesia (UKI), terus menusuk ke dalam ada Univeritas Atmajaya (Kristen), terus sampai ujung Barat Universitas Pelita Harapan (UPH) yang juga Kristen. Sepanjang jalur protokol belum ada Universitas yag berwawasan Islam. Universitas Islam ada, tapi adanya di pinggir dan kumuh. inilah yang meneguhkan hati Cak Nur dengan argumen yang sangat kuat makna filosofis untuk tetap bisa mendapatkan lokasi di kawasan jalan protokoldan strategis; dan keinginan filosofis ini diformulasikan oleh Pak Ben (Benyamin Parwoto) dengan relasi dan persahabatan beliau dirut Bank Mandiri ECW Neloe, dan bos Bank Mandiri pada prinsipnya tidak ada halangan dan keberatan selama ada izin dari pemiliknya Menteri Keuangan (waktu itu dijabat oleh Drs. Priadi), maka terwujudlah apa yang dapat kita saksikan dan dinikmati oleh segenap civitas akademika Universitas Paramadina (UPM).

Saya cukup intersnsif dalam rapat-rapat tentang masa depan sistem dan target pendidikan di UPM setelah mendapat lokasi sekarang. Istilah Can Nur mimpi ke depannya bagaimana. Cak Nur mengungkapkan apa yang beiliau inginkan, bahkan saya sendiri mengungkapkan mimpi saya juga dalam rapat-rapat tersebut dengan mecontoh International Islamic University (IIU) Islamabad, Pakistan dengan integralitas antara main campus, central library dan masjid dalam satu kesatuan building. Cak Nur meambahkan mimpi saya dengan satu suku kata 'catch eyes' yang bisa dengan jelas dipadang mata dari jalan protokol dan menjadi landmark di kawasan itu. Ini barangkali mimpi 9boleh juga disebut wasiat beliau) yang belum mewujud dalam kenyataan, yang dipikirkan dan diupayaka oleh para pimpinan sekarang. Bahkan pemekaran dari ide tadi mencita-citakan agar wisuda diadakan di masjid main campus tadi dengan disulap menjadi aula besar dengan menggunakan baju besar (bukan toga) seperti yang dikenakan oleh Syeikh Al-Azhar di Mesir dengan topiya. Karena tradisi memindahkan tali topi pada saat widuda merupakan penjplakan dari tali yang dikenakan oleh para 'Suyukh' (Guru Besar) Universitas Al-Azhar. Bahkan Cak Nur konsep pendidikan yang dikembangkan di Universitas Oxford dan Cambridge di Inggris mejimplak sistem pendidikan Islam di Andalusia (Spanyol) sekarng.

Tidak ada komentar: