Minggu, September 14, 2008

CATATAN KUNJUNGAN RICE KE LIBYA

CATATAN KUNJUNGAN RICE KE LIBYA

Kunjungan historis yang dilakukan oleh Menlu AS Condeleezza Rice ke Libya pada hari Jum’at, tgl. 6 September 2008 (7 Ramadhan 1376/1429 H) dan bertemu dengan Pemimpin Libya, Kol. Muammar Mohamed Abu Minyar Al-Gaddafi serta melakukan konferensi pers dengan Secretry of GPC for Foreign Liasion and International Cooperation (Menlu) Libya, Abdrurrahman Chalgham pada malam harinya di Hotel Corentia Bab Afriqiya (Gate of Africa), Tripoli.

Kunjungan tersebut hanya beberapa hari setelah Libya menandatangani Kesepakatan Persahabatan dan Kerjasama dengan Italia mengenai pembayaran kompenasi penjajahan Italia terhadap Libya sebesar US $ 5 miliar pada tgl. 30 Agustus (Hanibal) 2008. Penandatangan tersebut dilakukan oleh Kol. Gaddafi dengan Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi. Dalam kesempatan tersebut Berlusconi juga meminta maaf kepada rakyat Libya atas perbuatan tidak menyenangkan dan penderiataan mereka selama penjajahan Italia terhadap rakyat Libya. Berlusconi juga mencium tangan putera pejuang Libya Omar Mukhtar yang menjadi syahid dalam peperangan Libya-Italia.

Kedatangan Menlu merupakan kunjungan pertama setelah kunjungan dilakukan oleh Menlu AS John F. Dulles pada tahun 1953 atau 55 tahun setelah kunjungan Dulles tersebut, dan pada saat itu Menlu Rice belum lag lahir.

Para pengamat mencatat bahwa kunjungan tersebut dilatarbelakangi minyak yang dimiliki Libya dimana saat ini produksi minyak Libya mencapai 1.7 juta barel perhari dan akan ditingkatkan menjadi 3 juta barel perhari. (Bayangkan, jika harga minyak sebesar US $ 100 saja, total hasil penjualan minyak Libya mencapai US $ 1.70.000.000 / US $ 1.7 miliar perhari. Bila dirupiahkan menjadi berapa triliun. Susah menuliskannya dalam angka). Libya memiliki cadangan minyak terbesar di Afrika. Selama ini yang mendapatkan proyek pengeboran dan eksplorasi minyak adalah perusahaan-perusahaan minyak dunia dari negara-negara seperti Rusia, Italia, Spanyol, Perancis, Jerman, dll termasuk dari Indonesia seperti Pertamima dan Medco.

Pertemuan antara Rice dengan Pemimpin Libya, dimana Kol. Gaddafi memperingatkan AS agar jangan mendirikan pangkalan militer di benua Afrika. Menurut Pemimpin Libya bahwa keberadaan Pasukan Militer AS di Afrika sebagai bentuk penajajahan AS terhadap Afrika. Walaupun Menlu Rice membantah dan menegaskan bahwa AS tidak berniat mendirikan pangkalan militer di benua Afrika. Kol. Gaddafi juga mengajukan pandangannya mengenai penyelesaian konflik Israel-Palestina dengan mendirikan negara ‘Isratin’ (Israel Plaestina) sebagai solusi penyelesaian konflik tersebut.

Pemimpin Libya menanggapi adem hubungan Libya-AS dengan mengatakan bahwa Libya tidak menginginkan AS sebagai sahabat dan juga tidak sebagai musuh. Biarkan Libya dengan keadaannya dan AS dengan keadaannya. Yang penting tidak ada lagi perang, penyerbuan dan terorisme.

Kendati Menlu Rice gembaira dengan perkembangan baru hubungan AS-Libya dimana dia menegaskan bahwa negaranya akan memperhatikan dengan serius pengembangan hubungannya dengan Libya di berbagai bidang, dimana dia merasa irtiyah dengan kenyataan perkembangan hubungan kedua negara selama ini, dan dia mengakui peranan Pemimpin Libya dalam menjaga kedamaian dan stabilitas dan pembangunan di benua Afrika dan khususnya peranannya dalam normalisasi hubungan diplomatik yang selama ini putus antara Chad dan Sudan dan usuhanya dalam perdamaian di Darfur yang kaya minyak, pujian tersebut tidak membuat Kol. Gaddafi melakukan ’basa basi’ kepada tamunya bahkan dia mengkritik politik AS atas adanya militer AS di Afrika dan bangsa Afrika akan menolak keberadaan militer AS di benua tersebut.

Tidak ada komentar: