Memang sejak kedatangan saya ke Tripoli pada akhir April 2008 lalu, saya ingin tahu suasana keagamaan di Libya. Suasana tersebut, misalnya bagaimana puasa, taraweh maupun Idul fitri di Libya. Saya rencanakan awal tahun keberadaan saya di Tripoli untuk banyak tahu dan melakukan kegiatan keagamaan di beberapa masjid di kawasan tersebut. Hal ini untuk membandingkan dengan kegiatan keagamaan di Mesir, misalnya dimana saya ketika menjadi mahasiswa di Universitas Al-Azhar pada tahun 1982-1988, begitu juga di Pakistan 1988-1990/1991 dan ketika bekerja di Jeddah (KJRI, Bidang Urusan Haji) 1991-1998.
Ketika saya di Mesir, suasana bulan Ramadhan hidup meriah dengan kegiatan keagamaan dan kebudayaan. Di sekitar kampus Al-Azhar, Darrasah dan Husein banyak terdapat pameran buku-buku selama 1 bulan penuh, begitu para jamaah Masyaikh Turuq sufiyah melakukan kegiatan keagamaan sepanjang jalan Al-Qaid Al-jawhar, di depan kampus Al-azhar menggelar tenda melakukan kegiatan keagamaan. Pokoknya meriah. Suasana taraweh di masjid pun tidak kalah meriah. Rata-rata masjid melaksanakan salat taraweh dengan baik yang 20 rakaat (ini mayoritas) dengan 1 juz setiap malam.
Sedangkan di Islamabad suasana taraweh lebih top lagi. Di Masjid King Faisal, kampus utama International Islamic Universiry Islamabad (IIUI), pada malam ke 26 sudah mengkhatamkan 1 al-Qur’an. Kemudian malam ke-27, 28 dan 29 diadalak salat taraweh dengan khatam 1 Al-Qur’an lagi. Jadi satu malam 10 juz untuk 20 rakaat. Saya mengikuti salat ini dari habis Isya sampai jam 3 pagi dan langsung sahur. Setiap malam terdapat 10 orang imam, dimana mereka berganti mengimami salat untuk satu salam saja. Hal ini namanya ‘Shabinah’. Peristiwa ini diliput secara langsung oleh TV Pakistan.
Di Kulliyah Dakwah Islamiyah masjid cukup luas tapi jamaahnya Cuma 2 baris, karena kebanyakan mahasiswa yang gak beda dengan suasana tarweh di Indonesia, awalnya penuh dan tengahnya bolong, dan akhirnya ramai lagi. Malam itu taraweh diimami oleh mahasiswa dari Afrika yang diseleksi oleh pihak Kulliyah. Bacaannya bagus, bahkan ada yang membaca pola bacaan (qira’at) Imam Qalun, bacaan yang popular di Libya walau masih banyak juga yang membaca qiraat Imam Hafas. Qiraat Imam Hafas merupakan bacaan popular di kawasan dunia Islam Asia (Timur), sedangkan di Maghreb Araby bacaan terkenal adalah Imam Warasy.
Jumlah rakaat taraweh di Kulliyah Dakwah Islamiyah sebanyak 10 rakaat, plus 3 witir. Saya tanyakan kepada mahasiswa kenapa? Beragam jawabannya. Ada yang mengatakan ada riwayat nabi melaksanakan jumlah itu. Ada jg yang mengatakan bahwa itu dianggap termasuk ba’diyah isya, karena memang tidak ada jedah untuk shalat ba’diyah isya, karena langsung diadakan salat taraweh.
2 komentar:
Great....terawaeh di Islambad bisa sampai jam 3 pagi. Ramdhan yang seprti itu belum pernah ada di Indonesia. Hebat. kalau boleh tolong posting foto2 tempat bersejarah islam disana dan keterangannya. guna menambah pengetahuan sejarah islam. thx ...Keep it up
assalamualaikum
ya begitulah pak keadaan di sini (KDI), terutama bagi mahasiswa indonesia (moga bisa berubah lebih baik....)
BTW, blognya keren juga pak...
salam kenal dari saya dan kalo diizinkan saya mau nge link bapak..
thx.
Posting Komentar