Al-Kufrah
Para pembajak pesawat Sudan yang mendarat Selasa kemarin di airport Kufrah, Libya menolak para penumpangnya keluar dari pesawat walaupun sudah 5 jam mereka disandera di dalam pesawat. Direktur Airport Kufrah, Khalid Sasiyah mengatakan kepada Kantor Berita Libya (Jana) Selasa malam bahwa perundingan sedang berlangsung dengan para pembajak melalui Pilot pesawat sejak 1.19 menit lalu menurut waktu setempat Selasa kemarin agar para penumpang diperbolehkan meninggalkan pesawat sehingga dapat dilakukan bantuan kemanusiaan kepada mereka. Dia mengatakan bahwa para pembajak memberitahukan melalui pilot penolakan mereka para penumpang keluar dari pesawat, bahkan membuka pintu pun tidak diperbolehkan sejak pesawat tersebut mendarat.
Pilot pesawat menyampaikan bahwa jumlah pembajak kurang lebih 10 orang, tapi kemudian dia meralat pernyataannya yersebut dan mengatakan bahwa jumlah tersebut lebih dari 10 orang. Mereka berasal Front Pembebasan Sudan, Faksi Abdul Wahid Nur yang menetap di Paris. Pilot pun menyampaikan kepada Direktur Airport Kufrah bahwa mereka menolak diajak dialog dan tuntutan mereka adalah hanya meminta penambahan bahan bakar untuk terbang ke Paris. Mereka meminta peta penerbangan ke Paris. Mereka juga menolak mengizinkan penumpang yang pingsan meninggalkan pesawat.
Menurut para wartawan bahwa airport Kufrah siap mengambil berbagai langkah penyelamatan untuk membantu kemanusiaan penumpang, termasuk menyediakan kendaraan ambulance secara lengkap dan hansip yang sudah berada di airport sejak pesawat mendarat. Laporan tersebut sesuai dengan pernyataan Muhammad al-Billah Othman, Konsul Sudan di Kufrah bahwa para pembajak pesawat meminta pengisian bahan bakar dan diperbolehkan terbang ke Paris.
Pesawat yang dibajak jenis Boeing 337-200 dan mengangkut 84 penumpang dan 8 petugas dari Darfur menuju Khartum. Diantara penumpangnya terdapat pejabat pemerintah dari Gerakan Pembebasan Sudan, pimpinan Mini Arko, penasehat Presiden Sudan. Penguasa Darfur Selatan, Ali Mahmud mengatakan bahwa presiden Omar Bashir akan meminta kepada Pemimpin Libya, Muammar Gaddafi untuk melakukan pengambilan langkah mengenai keselamatan penumpang. Diberitakan bahwa pembajak menolak untuk mengadakan perundingan dengan utusan pemerintah Libya.
Pihak Front membantah bahwa Front Pembebasan Sudan, Faksi Abdul Wahid Nur terlibat dalam pembajakan tersebut. Kantor Berita Libya mengatakan bahwa sejumlah petugas bergerak ke airport Kufrah untuk memantau situasi dan memberikan kemudahan kemanusiaan bagi penumpang pesawat tersebut.
Pihak Sudan Aviation Sudan mengatakan bahwa pesawat naas tersebut take off setengah jam dibajak dan pembajak meminta merubah arah ke Cairo kemudian ke Kufrah pada Selasa sore waktu Sudan, dengan flight no. 611 menuju Khartum dan didalamnya terdapat 87 orang penumpang dengan petugas 8 orang. Pesawat tersebut mendarat di airport Kufrah pad jam 7.40 waktu Sudan. Nampaknya pembajak melakukan hal ini untuk mengambil perhatian dunia apa yang sedang terjadi di Darfur.
Pihak Sudan mengatakan bahwa musibah pesawat yang sering terjadi di Sudan sebagai akibat dari embargo yang diterapkan oleh AS terhadap Sudan bagi suku cadang pesawat sipil.
PEMBEBASAN SEMUA PENUMPANG PESAWAT SUDAN YANG DIBAJAK
Al-Arabonline, 27 Agustus 2008
Tripoli, Arab on line
Berita yang dilansir oleh Kantor Aviation Libya Rabu ini (27/8/2008) menjelaskan bahwa semua penumpang pesawat Sudan yang dibajak di airport Kufrah Selasa kemarin telah dibebaskan. Saat ini sedang dilakukan perundingan dengan pembajak dan masih berjalan untuk membebaskan para petugas pesawat (pilot dll). Kantor tersebut juga menjelaskan bahwa jumlah para pembajak berjumlah 2 orang, berasal dari Tentara Pembebasan Sudan, Faksi Abdul Wahid Nur. Saat ini kedua pembajak sedang dilobby untuk menyerahkan diri.
Pihak Libya telah mengambil lagkah-langkah bantuan kemanusiaan kepada para penumpang jika pihak pembajak menolak perundingan apapun dan bersikeras meminta bahan bakar untuk terbang ke Paris.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar