Pemimpin Libya, Kol. Muammar Gaddafi dalam pidato yang cukup panjang dan tanpa teks mengilas balik sejarah perjuangan bangsa Libya melakukan perjuangan mengusir tentara penjajah Amerika Serikat, dan juga tentara Inggris dan Italia yang berbaju sipil. Bahkan mengulas masalah-masalah perkembangan politik ’terkini’ (al-saa’ah) yang menjadi perhatian dunia.
Memang bisa dibayangkan penduduk Libya yang hanya beberapa juta saja bisa mengusir tentara terkuat di dunia. Bukan karena hal lain, karena AS kehilangan muka di dunia karena diusir oleh sebuah negara yang penduduknya sedikit. Tentunya banyak hal lain yang membuatnya marah, walau banyak dari tuduhan bohong dan hanya rekayasa. Seperti yang terjadi di Irak, semua tuduhan yang ditimpakan pada Saddam Husen semuanya tidak terbukti. AS hanya memang ingin menguasai kekayaan minyak Irak yang merupakan cadangan minyak terbesar dunia.
Pengusiran ini merupakan bukti keberanian bangsa libya. Walaupun sedikit jumlah penduduknya tapi revolusioner dan berani melawan musuh yang lebih besar dan lengkap persenjataannya. Pada saat sebelum pengusiran AS mempunyai lima buah pangkalan militer di wilayah Libya. Pangkalan militer ini dipergunakan untuk menghantam tentara negara-negara Arab lainnya seperti perang segi tiga Mesir tahun 1956 pada masa presiden Gamal Abdul Nasser. Pangkalan militer tersebut juga dipergunakan untuk melatih para teroris untuk melakukan aksi terorisme di berbagai belahan dunia. Kemenangan pengusiran ini terjadi hanya beberapa bulan setelah Kol. Gaddafi berhasil melakukan revolusi al-Fateh al-Azim pada tanggal 1 Al-Fateh (September 1969) ketika menjabat sebagai opsir merdeka yang berpangkat Kapten dan berusia 27 tahun. Kemudian pangkatnya dinaikkan menjadi Kolonel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar