Selasa, September 01, 2009
SIKAP TEGAS SANG RAJAWALI AFRIKA: KOL. MUAMMAR GADDAFI
RAJAWALI AFRIKA TETAP LANTANG BERPIHAK MENUNTUT KEADILAN DUNIA INTERNASIONAL
Rajawali Afrika, Pemimpin Libya Kol. Muammar Gaddafi atas nama Ketua Uni Afrika pada pembukaan KTT Gerakan Non-Blok ke-15 di Sharm Sheikh Mesir tgl. 15 Juli 2009 meminta kepada GNB untuk menuntut perubahan terhadap status quo sistem internasional yang ada dan meminta kepada para pemimpin negara-negara GNB dukungannya terhadap usulan yang diajukan Libya untuk mendirikan Dewan Keamanan GNB sebagai ganti dari Dewan Keamanan yang ada sekarang dengan alasan bahwa jumlah penduduk negara-negara Non-Blok merupakan representasi dari tiga seperempat penduduk dunia. Kol. Gaddafi mengungkapkan hal tersebut bahwa anggota GNB terdiri dari 118 buah negara yang apabila ada persoalan bagi anggota GNB dapat diketengahkan kepada Dewan Keamanan milik GNB, bukan kepada Dewan Keamanan yang ada sekarang karena tidak dapat percaya. DK PBB yang ada sekarang tidak ada keperpihakan dan perhatian kepada negara kecil dan miskin. DK PBB yang ada sekarang merupakan monopoli sekelompok kecil negara yang mempunyai keanggotaan tetap di badan PBB tersebut, bahkan lebih kecil lagi dikuasai oleh satu negara yang mengendalikan sepak terjang lembaga tersebut sehingga membahayakan bagi keamanan dunia. Bahkan Kol. Gaddafi menganggap bahwa Dewan Keamanan sebagai alat bagi satu negara tertentu, bukan representasi dunia yang pada akhirnya menjadi boomerang bagi negara kecil dan miskin yang mayoritas merupakan anggota GNB.
Kol. Gaddafi juga meminta kepada GNB untuk membuat Mahkamah Kriminal Internasional sebagai ganti dari Mahkamah Kriminal Internasional yang ada sekarang yang menurut Kol. Gaddafi menganut sistem double-standard yang menuntut hukuman kepada Presiden Sudan Omar Bashir tapi tidak menuntut yang membunuh jutaan orang di Irak dan membunuh tawanan perang. Kedua pernyataan tersebut yang dimaksud adalah AS yang menduduki Irak dan Israel yang membunuh tawanan perang Mesir pada masa perang antara kedua negara. Oleh karena itu, Kol. Gaddafi sebagai Ketua Uni Afrika akan menuntut pada Sidang Majlis Umum PBB bulan September 2009 jatah satu kursi tetap bagi Uni Afrika yang mempunyai hak veto sebagaimana anggota tetap lainnya (AS, Perancis, Inggris, Rusia dan Cina). Sedangkan mengenai persoalan Iran, Kol. Gaddafi mendukung negara tersebut melakukan pengayaan uranium untuk kepentingan damai dan sebaliknya tidak mendukung apabila pengayaan uranium tersebut untuk tujuan-tujuan memproduksi senjata nuklir.
Rajawali Afrika, Pemimpin Libya Kol. Muammar Gaddafi atas nama Ketua Uni Afrika pada pembukaan KTT Gerakan Non-Blok ke-15 di Sharm Sheikh Mesir tgl. 15 Juli 2009 meminta kepada GNB untuk menuntut perubahan terhadap status quo sistem internasional yang ada dan meminta kepada para pemimpin negara-negara GNB dukungannya terhadap usulan yang diajukan Libya untuk mendirikan Dewan Keamanan GNB sebagai ganti dari Dewan Keamanan yang ada sekarang dengan alasan bahwa jumlah penduduk negara-negara Non-Blok merupakan representasi dari tiga seperempat penduduk dunia. Kol. Gaddafi mengungkapkan hal tersebut bahwa anggota GNB terdiri dari 118 buah negara yang apabila ada persoalan bagi anggota GNB dapat diketengahkan kepada Dewan Keamanan milik GNB, bukan kepada Dewan Keamanan yang ada sekarang karena tidak dapat percaya. DK PBB yang ada sekarang tidak ada keperpihakan dan perhatian kepada negara kecil dan miskin. DK PBB yang ada sekarang merupakan monopoli sekelompok kecil negara yang mempunyai keanggotaan tetap di badan PBB tersebut, bahkan lebih kecil lagi dikuasai oleh satu negara yang mengendalikan sepak terjang lembaga tersebut sehingga membahayakan bagi keamanan dunia. Bahkan Kol. Gaddafi menganggap bahwa Dewan Keamanan sebagai alat bagi satu negara tertentu, bukan representasi dunia yang pada akhirnya menjadi boomerang bagi negara kecil dan miskin yang mayoritas merupakan anggota GNB.
Kol. Gaddafi juga meminta kepada GNB untuk membuat Mahkamah Kriminal Internasional sebagai ganti dari Mahkamah Kriminal Internasional yang ada sekarang yang menurut Kol. Gaddafi menganut sistem double-standard yang menuntut hukuman kepada Presiden Sudan Omar Bashir tapi tidak menuntut yang membunuh jutaan orang di Irak dan membunuh tawanan perang. Kedua pernyataan tersebut yang dimaksud adalah AS yang menduduki Irak dan Israel yang membunuh tawanan perang Mesir pada masa perang antara kedua negara. Oleh karena itu, Kol. Gaddafi sebagai Ketua Uni Afrika akan menuntut pada Sidang Majlis Umum PBB bulan September 2009 jatah satu kursi tetap bagi Uni Afrika yang mempunyai hak veto sebagaimana anggota tetap lainnya (AS, Perancis, Inggris, Rusia dan Cina). Sedangkan mengenai persoalan Iran, Kol. Gaddafi mendukung negara tersebut melakukan pengayaan uranium untuk kepentingan damai dan sebaliknya tidak mendukung apabila pengayaan uranium tersebut untuk tujuan-tujuan memproduksi senjata nuklir.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar