"Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah orang paling bertaqwa".
(Q. s., al-Hujurat: 13).
Rabu, Januari 21, 2009
HARI KE-20 PEMBANTAIAN JALUR GAZA, PALESTINS
HARI KE-20 PEMBANTAIAN JALUR GAZA, PALESTINA.
Penduduk Gaza tidak mati dengan senjata phosporus bombs, tapi kelaparan dan kehausan
Demikian headline surat kabar internasional ‘Al-Arab’ yang terbit di London, edisi tgl. 15 Januari 2009. Pada saat Israel berlomba dengan waktu untuk menghancurkan dan meluluhlantakkan Jalur Gaza dan mewujudkan mimpi dan tujuannya; 800 ribu penduduk Jalur Gaza berjuang untuk menyambung nyawa mereka dengan tetesan air minum. Penduduk Gaza sudah 19 hari sejak serangan brutal dimulai (27 Desember 2008) tidak ada air minum di kawasan penduduk terpadat di Timur Tengah tersebut.
Ketua PAM Daerah Al-Sahel (Baladiyat Al-Sahel) Munzir Syablaq mengatakan bahwa bencana yang lebih besar sedang dihadapi penduduk Gaza adalah putusnya jaringan pipa air minum yang hancur berantakan akibat serangan brutal Israel ke Jalur Gaza. Karena sumber air tersebut berasal dari kawasan Utara dan Timur Gaza di mana saat ini menjadi pusat konsentrasi serangan Israel. Dia mengatakan bahwa jaringan air minum Jalur Gaza setiap hari mengalirkan air sebanyak 220.000 m3 dan saat ini hanya bisa memproduksi hanya 100.000 m3 saja. Artinya lebih dari 50 % pasokan dari air situ terhenti.
Pada saat penduduk Gaza sedang mencari segelar air untuk menyambung hidup, para pengamat menyatakan bahwa serangan rudal dan bom yang berdesing diatas kepala mereka adalah politikIsrael dengan motto ‘pembantaian (genocide) dengan berbagai cara’. Barang siapa yang tidak mati dengan phosporus bombs, maka dia aka mati dengan kehausan, kelapasan dan kekuarangan obat-obatan. Kenyataan itu semakin parah dan menakutkan, sebagaimana dikatakan oleh Ketua Komite Internasional Palang Merah Dunia Jacob Kellingger yang sempat mengunjungi RS Al-Shifa di Jalur Gaza. Dia menyatakan bahwa kehidupan di Jalur Gaza sangat menyedihkan, menyakitkan dan sangat mengerikan (tidak terbayangkan dalam benak melihat kenyataan yang diluar batas kemanusiaan akan kekejaman Israel).Dia membandingkan, setelah menyaksikan pasien dan korban akibat terkena senjata phosporus bombs antara Hamas sebagai faksi kecil melawan Israel yang merupakan tentara dengan persenjataan terlengkap di dunia (karena didukung oleh AS) yang mempunya 200 buah senjata nuklir, sementara Mesir tidak mempunyai satu pun senjata nuklir karena baru mau mulai sudah diancam akan dihancur oleh konspirasi Barat, seperti yang terjadi di Iran saat ini. Dia meminta kepada kedua belah pihak (Hamas dan Israel) untuk menghentikan serangan karena yang menjadi korban adalah warga sipil, anak-anak, perempuan dan orang tua.
Setiap hari jumah orang yang meninggalkan rumah dan mengunggsi ke tempat aman semakin banyak, bahkan tempat aman pun tidak luput dari serangan roket dan rudal Israel, seperti sekolah milik Badan PBB untuk Pengungsi Palestina UNRWA. Saat ini mayoritas dari mereka tidak tahu harus kemana lagi mencari tempat yang aman, karena di berbagai tempat berdentuman bom dan roket yang berjatuhan tanpa kenal dan pandang bulu membunuh apa dan siapa saja, bahkan kuburan pun tak luput dari serangan sadis Israel.
Yayasan Al-Kitab Wal Hikmah. Bank Muamalat Indonesia, a/c No. 301.00577.15
Dosen Universitas Paramadina, Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) dan Islamic College for Advanced Studies ICAS) Jakarta dan sharing session dengan Budhy Munawar Rachman di STF Driyarkara. Alumni Universitas Al-Azhar, Cairo, Mesir, Fakultas Ushuluddin tahun 1987, dan The National Institute of Modern Languages, Quaid-i-Azam University, Islamabad, Pakistan. Setelah menamatkan kuliah pada tahun 1991, berkhidmat di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI), Haj Affairs, Jeddah, yang dimulai dengan menjadi Temus (Tenaga Musim) pada setiap musim haji sejak tahun 1988 - 1992. Pertama kali menunaikan ibadah haji ketika tahun pertama menginjakkan kaki di bumi Kinanah, kota seribu menara, Mesir pada tahun 1982 dan menjadi pembimbing haji pada Syeikh Arsyad Buges di Qararah tahun 1982, Syeikh Zainul Arif Zaini di Syeib Ali pada tahun 1983 dan pada Syeikh Abdullah Misbahe juga di Syeib Ali pada tahun 1984. Dan pada tahun 1994 itu sistem Muassasah haji seperti yang kenal sekarang dimulai. Sejak tahun 1992 berkhidmah di Konsulat Agong Negara Brunei Darussalam di Jeddah sebagai APRO I (Assistant Public Relation Officer) dibawah diplomat Brunei dan menjadi lokal staff senior di Konsulat tersebut.
Kembali ke tanah air pada tahun 1999 dan langsung bergabung dengan Universitas Paramadina (UPM) dibawah bimbingan Allahyarham Al-Maghfurlah Prof. Dr. Nurcholish Madjid, dan sejak tahun 2001 menjadi Head Dept. Falsafah dan Agama, UPM.
Kegiatan sosial yang dilakukan adalah menjadi pembimbing ibadah haji dan umrah pada beberapa Umrah and Haj Travel di Jakarta. Pernah melaksanakan umrah bersama Cak Nur dan jamaah Paramadina pada 2001 dimana dalam kesempatan tersebut Cak Nur memberikan orasi peradaban di Guest House Konjen RI di Jeddah. Dalam aktifitas ini juga mengisi kajian di Pusat Studi Islam Paramadina, Majlis Serambi Paramadina, Masjid Raya pondok Indah, Dharma Wanita Pelindo II, Kaji filsafat di radio KISS FM Jakarta, narasumber seminar, khatib, dll. Melakukan training Pegawai Eselon IV se Sumatra Selatan selama dua angkatan tentang Mental Barriers.
Secara berkala diundang oleh Komunitas Masyarakat Indonesia di Hongkong untuk memberikan motivasi dan dakwah sejak tahun 2004 setiap tahun baik oleh Konsulat Jenderal Republik indonesia Hongkong maupun The Islamic Union of Hongkong. Dalam kunjungan-kunjungan tersebut juga mengadakan perjalanan ke Guangzho mengunjungi makam sahabat Nabi Sa'ad bin Abi Waqas, Shenzen maupun Macau.
Sejak tahun 2005 mendirikan dan menjadi Ketua Umum Yayasan Al-kitab Wal Hikmah (Kaf-Ha) bersama Bapak Benyamin Parwoto, mantan Duta Besar Republik Indonesia di Canada.
Disamping kegiatan diatas juga melayani bimbngan (konseling) agama dan rumah tangga dari berbagai kalangan, terutama Domestic Helper Hongkong dan Macau.
Sejak tahun 2008 menjadi Pusat Informasi Haji/Umrah Mudatur dan menjadi pembimbing ibadahnya bersama Ustazah Hj. Robithoh Al-Alawiyah.
Bagi yang berminat menyumbangkan donasi, infak, sadaqoh dan lain-lain untuk Yayasan Al-Kitab Wal Hikmah dapat menyalurkannya melalui Rekening Yayasan di Bank Muamalat Indonesia a/c. No. 301.00577.15 a/n Yayasan Al-Kitab Wal Hikmah. Terima kasih.
Bersama Sang Guru Bangsa
Gambar ini diambil ketika UPM melaksanakan wisuda sarjana pertama.
SANG GURU BANGSA
Sang Guru Bangsa (17 Maret 1939-29 Agustus 2005).
BERANDA UPM
Beberapa mahasiswa saya sedang ngobrol dengan mereka di sarasir beranda gedung Rektorat. Riris yang telah lulus dan bekerja di lingkungan UPM dan menjadi staf di Program Studi Psikologi. Sdr Dida dan Dany yang aktif sebagai pengurus DKM.
BERSAMA PAK BEN
Bapak Benyamin Parwoto - biasa disapa dengan Pak Ben - adalah salah seorang tokoh dibalik kesuksesan kebesaran Paramadina. Beliau adalah orang yang sangat berjasa buat UPM karena berkat jasa beliaulah UPM menempati lokasi yang sekarang ditempati oleh Universitas Paramadina di Jalan Jend. Gatot Subroto. Ceritanya, ketika Yayasan Paramadina ber'cerai' dengan Yayasan Pondok Mulya, para pimpinan dan pembesar Yayasan mencari lokasi untuk pendirian Universitas. Ada berbagai macam isu dimana UPM akan berdiri. Ada yang mengatakan di Jl. Keramat Raya. Pak Ben dengan kedekatan beliau dengan Dirut Bank Mandiri ECW Neloe karena sahabat meminta kepadanya agar bisa Pusdiklat Bank Mandiri diberikan kepada Yayasan Paramadina untuk UPM. Dia mengatakan boleh asal mendapat izin dari Mentri Keuangan. Kebetulan yang menjabat Mentri Keuangan adalah Drs. Priadi (alm) yang notabene bekas bawahan beliau ketika menjadi Dirjen Anggaran. Maka diadakanlah pertemuan Cak Nur dengan Menkeu. Dalam pertemuan selama dua jam tersebut, Menkeu setuju untuk memberikan Pusdiklat Bank Mandiri untuk kampus UPM dengan kontrak jangka panjang. Bahkan ketika proses pengalihan lahan dan bangunan beliau-beliau juga berjasa karena menjaminkan simpanan mereka ke Bank Muamalat Cabang Kalimalang. singkatnya, tanpa jasa Pak Ben, kita belum tentu berkampus di kawasan protokol seperti sekarang.
Ensiklopedi Nurcholish Madjid
Ensiklopedi Nurcholish Madjid, merupakan rangkuman buah fikiran dan refleksi serta renungan Cak Nur atas perlbagai masalah, mulai dari keagamaan, keislaman, kemasyarakata, politik, kebangsaan dan lain-lain. Ensik ini disusun berdasarkan alfabetis dan tiap entry dan tema dibahas hanya kurang dari dua lembar halaman, sehingga tidak perlu mengernyitkan dahi bagi pembaca untuk memahaminya. Oleh tepat seperti apa yang dikatakan oleh editor Budhy Munawar-Rachman bahwa tiap tema yang dibahas merupakan one menit enlighment. Satu menit pencerahan. artinya tuntas satu tema dibahas dan bisa difahami oleh pembacanya dengan bahasan yang simpel.Oleh karena itu tidak akan rugi bagi yang membeli ensik ini, karena harganya sangat murah untuk sebuah Ensiklopedia. Hanya satu setengah jutaan saja iman kita terselamatkan.
My Library
Sebagian dari koleksi buku-buku library
My Personal Library
Gambar di atas adalah sebagian koleksi pustaka pribadi saya.
Another site of My Library
Salah satu sudut
SANG FAKIR DI DEPAN LIBRARY
Sang Fakir berfose di depan beberapa kitab Tafsir yang merupakan minat utama, disamping Islamic Studies lainnya. Beberapa kitab tafsir besar yang komplit menjadi bahan rujukan dan referensi sang Fakir dalam menjalani tugas-tugas kekhalifahan insan di muka bumi ini. Kitab ini juga menjadi inspirasi berbagi ilmu kepada khalayak, jamaah, mahasiswa, keluarga, dan lain-lain.
BERSAMA UST. REZA
Gambar diambil di Parklane Hotel pada tanggal 24 Februari 2008. Ust Reza adalah seorang alumni ITB dan bekerja di PT Pusri Palembang tapi orang yang sangat serius mengkaji ayat-ayat kawniyah Al-Qur'an dengan kehidupan umat manusia dalam kerangka hubungannya dengan Sang Khaliq dan lingkungan. Atau dengan kata lain bagaimana memformulasikan hablumminallah dan hablumminas. Disamping kegiatannya, beliau juga menjadi pembimbing ibadah dari Mudatur bersama saya dan istri saya Hj. Robithoh Al-Alawiyah.
Bersama Mahasiswa Falsafah dan Agama UPM
Gambar diatas diambil pada kulaih terakhir saya sebelum cut kuliai dari UPM selama 2 tahun. Mata kulaih yang saya ampu kebetulan adalah Ilmu Kalam.
Yayasan Al-Kitab Wal Hikmah
Ini adalah tunas bangsa, santri-santrwati Taman Pendidikan Al-Qur'an dan Taman Pendidikan Al-Qur'an "Baitul Hikmah" di bawah Yayasan Al-Kitab Wal Hikmah sedang melakukan praktikum manasik haji dan umrah di Asrama Haji Pondok Gede pada hari Ahad, 24 Februari 2008.
DIDEPAN MY PERSONAL LIBRARY
Bersama istri. Karena banyak nama saya yang sama (setelah mengoogle di internet), cuma spelling yang berbeda, agar tidak disalah gunakan oleh pihak-pihak tertentu yang tidak bertanggungjawab untuk memalsukan atau memfitnah seperti pengaduan kepada polisi, dsb, maka secara lengkap menuliskan nama dengan gelar kesarjanaan yang saya miliki (bukan ge-er yah..sorry), menjadi Ust. H. Nasruddin Latief, Lc, M.A.
BERBANG UPM
Photo di gerbang kampus UPM bersama Achyar Rusli, Mahasiswa S2 Falsafah dan Agama, satu-satunya mahasiswa S2 yang lulus pada masa Cak Nur. Beliau selalu bergurau bahwa saya satu-satunya lulusan S2 yang ijazahnya ditandatangani oleh Cak Nur, bersama sdr Semi Sarkuty Hamidi, Direktur Mudatur dan salah seorang Security Zulkarnen.
DI DEPAN KA'BAH
Photo ini adalah kenangan ketika kami, saya dan istri melaksanakan umrah pada bulan Juli 2007 bersama rombongan jamaah umrah Mudatur.
SAHABAT SANG AYAH
Ini adalah sahabat (Al-Maghfurlah Allahyarham) ayah saya. Kebetulan dalam perjalanan umrah kami satu pesawat. Beliau memberangkatkan keluarga dekat beliau sebanyak 16 orang.
Surgaku Ada Dibawah Telapak Kakinya
Gambar diatas adalah aku dan ibuku. sedang ayahku telah berpulang ke rahmatullah sekitar 5 tahun yang lalu. Gambar tersebut diambil pada tanggal 2 Maret 2008 dalam acara tasyakuran berkenaan keberangkatan ibuku untuk menunaikan iabadah umrah bersama adik beliau.
Terima Kasih Anda Telah mengunjungi saya, Anda Tamu saya yang ke :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar